Senin, 08 Juli 2019

Rangkuman Novel “Pintu Terlarang” oleh Sekar Ayu Asmara


Related image
Source: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/2/20/2d8ev89.jpg
           Novel ini berceritakan tentang tiga kisah yang berbeda namun ditulis menjadi satu cerita yang saling berkaitan yaitu, kisah tentang seorang anak laki-laki yang disiksa oleh kedua orang tua nya, laki-laki bernama Gambir yang bekerja sebagai seniman pematung, dan seorang jurnalis bernama Ranti. 

            Cerita ini dimulai dengan kisah seorang anak laki-laki berumur 9 tahun yang selalu disiksa oleh orang tua nya sendiri. Anak laki-laki ini adalah hasil dari nikah sirih. Ayahnya mempunyai 2 istri, ibunya adalah istri simpanan ayahnya. Setiap si anak melakukan kesalahan, ia selalu disiksa oleh orang tua nya dengan cara dipukuli, dibentak, dipaksa untuk memakan kecoa, tangannya ditusuk pakai pensil, diikat dipohon, ditampar, ditonjok, dicambuk dengan ikat pinggang, dan masih banyak lagi siksaan lainnya. Anak tersebut sudah tidak lagi menerima kasih sayang dari orang tua nya. Dan pada suatu hari, anak tersebut sudah tidak bisa lagi menahan rasa sakit secara fisik, batin dan jiwanya, lalu ia melakukan hal yang tidak terduga yaitu membunuh kedua orang tua nya agar ia tidak disiksa lagi. Namun, karena si anak merasa bersalah, ia memotong tangan kirinya. Pada akhirnya ia dibawa ke rumah sakit jiwa saat ia masih berumur 9 tahun. 18 tahun kemudian, ia masih berada di dalam rumah sakit jiwa, hal itu membuat seorang jurnalis bernama Ranti yang tertarik untuk membuat artikel tentang kekerasan terhadap anak yang dialami oleh pasien tersebut.

Cerita selanjutnya yaitu tentang seorang seniman pematung bernama Gambir. Ayah Gambir juga seorang seniman, namun ibunya Gambir yang bernama Menik Sasongko sangat membenci profesi sebagai seniman. Gambir memiliki adik laki-laki bernama Damar dan adik permpuan bernama Menur. Gambir mengalami kehidupan yang mapan dan bahagia. Ia memiliki istri yang cantik bernama Talyda. Gambir berkarir sebagai seorang seniman pematung. Para pembeli patungnya sangat terkesan dengan hasil karya Gambir. Mereka selalu mengatakan bahwa patung Gambir seperti bernyawa, dan terlihat hidup. Mereka tidak tahu bahwa patung-patung wanita hamil tersebut benar-benar berisi janin. Janin tersebut diperoleh dari sepasang saudara kembar yang berprofesi sebagai dokter aborsi gadungan.

Gambir dan Talyda saling mencintai satu sama lain, hanya saja ada beberapa masalah yang melingkupi rumah tangga mereka. Masalah pertama adalah ibu Gambir, ia tidak menyukai profesi Gambir sebagai pematung, karena menurutnya seniman adalah suatu pekerjaan yang bodoh dan tidak penting. Masalah kedua adalah Talyda, istri tercinta nya yang tidak ingin mempunyai anak. Talyda pernah mengandung anak Gambir, tetapi karena keinginannya untuk tidak mempunyai seorang anak, akhirnya Talyda memutuskan untuk mengaborsi anak mereka. Awalnya, Gambir tidak setuju dengan keputusan Talyda, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa karena istrinya sangat berwatak keras dan ia juga tidak mau membuat istrinya marah. Karena Gambir tidak mau membuang anaknya yang telah di aborsi, akhirnya Gambir membuat patung wanita hamil yang diberi nama Arjasa, dan ia menaruh janin anaknya didalam perut patung wanita hamil tersebut, dan menaruh patung itu tepat di depan pintu terlarang yang ada di dalam ruang studio Gambir.

Ibu gambir, menganggap Gambir gila. Dia ingin menyembuhkan anaknya dengan cara menyuruh Talyda untuk berselingkuh dengan adiknya Gambir yang bernama Damar dan dua sahabat Gambir yang bernama Rio dan Dandung tanpa sepengetahuan Gambir. Awalnya Talyda ragu karena ia sangat mencintai Gambir. Talyda lantas menemukan alasan yang tepat untuk dirinya sendiri. Ia meyakinkan dirinya bahwa ia tida berselingkuh, melainkan hanya sekedar membuktikan bahwa tidak ada laki-laki yang dapat menandingi Gambir. Pada awalnya Talyda berselingkuh dengan laki-laki yang tidak dikenal, lama kelamaan Talyda mulai menjalin hubungan dengan sahabat-sahabat dan adik kandung Gambir. Gambir mulai curiga dengan sikap Talyda yang selalu pergi malam hari dengan berdandan cantik, berpakaian anggun dan pulang tengah malam. Gambir berkeinginan untuk membuktikan kalau istrinya memang benar-benar selingkuh.

Pada saat keluarga Gambir datang ke rumahnya untuk merayakan tahun baru, Gambir menemukan bukti. Bukti tersebut adalah korek api yang dipakai oleh adiknya, Damar. Korek api yang dipakai Damar adalah korek api tempat Gambir memergoki Talyda keluar dari hotel. Gambir marah, dan membunuh Damar karena telah berselingkuh dengan istrinya. Tak lama kemudian, ibu Gambir datang dan melihat Gambir telah membunuh Damar. Ibu Gambir pun marah dan berkata jujur bahwa ia lah yang telah menyuruh Talyda untuk berselingkuh, ia juga membocorkan bahwa sahabat-sahabat Gambir juga telah berselingkuh dengan Talyda. Mendengar perkataan tersebut, Gambir pun semakin marah dan emosinya tidak terkendali. Gambir membunuh ibu nya dan kedua sahabatnya dengan sadis. Ia merasa telah dibohongi dan dikhianati oleh mereka. Merasa belum puas dengan pembalasannya, Gambir pun juga membunuh Talyda. Setelah membunuh Talyda, ia merobek perut Talyda, lalu menghancurkan patung Arjasa, mengambil janin yang ada dalam patung tersebut dan memasukkannya kedalam perut Talyda sebagai bentuk pembalasan karena Talyda telah mengaborsi anaknya. Setelah itu, Gambir mengambil kunci yg ada pada kalung istrinya. Kunci itu adalah kunci untuk membuka pintu terlarang yang ada di dalam studio Gambir. Talyda sering mengingatkan Gambir agar tidak membuka pintu tersebut. Jika dilanggar, maka hidup Gambir akan hancur. Gambir sudah tidak peduli dengan hal itu, dengan emosinya ia membuka pintu tersebut.

Setelah pintu itu dibuka, Gambir harus menghadapi kenyataannya. Ternyata, dia selama ini hanya berimajinasi. Gambir sebenarnya adalah anak kecil yang masuk ke rumah sakit jiwa pada umur 9 tahun karena telah membunuh orang tua nya. Selama 18 tahun Gambir tetap menghuni rumah sakit jiwa tersebut. Gambir adalah korban kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh orang tua nya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar