Menjaga Kebersihan
Lingkungan
Ahmad, Lula
dan Sinta merupakan kakak beradik. Mereka tinggal di kampung dekat pantai.
Jarak antara rumahnya dengan laut hanya sekitar satu kilometer. Dari arah
dapur, Ahmad menghampiri Lula yang tengah asyik menonton berita, Ia membawa kue
dan jus jeruk dan meletakkannya di atas meja.
“Kasihan,
masyarakat disana terpaksa mengungsi karena banjir”. Kata Lula sambil mencicipi
kue yang terletak di atas meja.
“Daerah itu
rawan banjir, selain banjir karena hujan kampung itu juga sering dilanda banjir
karena air laut pasang”. Sinta menjelaskan seakan ia paham, berita tersebut.
Ahmad yang
baru masuk dalam pembicaraan Lula dan Sinta, langsung ingat peristiwa saat
pulang sekolah tadi. Ia ingat saat masyarakat membuang sampah di tepi pantai
hingga sampah itu bertumpuk dan menggangggu keindahan panorama pantai. Dan
akhir-akhir ini ia perhatikan baik turis lokal maupun turis mancanegara makin
berkurang, mungkin karena daerah ini tidak ada daya pikatnya lagi dan kotor.
Lama-lama kampung ini bisa banjir dan tidak dikunjungi oleh wisatawan.
Di
tengah-tengah pikirannya yang sedang melayang, tiba-tiba ibunya mengetuk pintu.
Lula langsung berdiri dari tikar dan membukakan pintu. Ibu tampak membawa sayur
mayur
“Kalian tadi
dipanggil ayah untuk pergi memancing” tutur ibu
“ya, bu”
jawab mereka tiga serempak.
Mereka pun
berdiri, dan berpamitan pada ibu mereka. ketika mereka berjalan menuju perahu,
Ahmad mengutarakan niat baiknya kepada Lula dan Sinta, ia menunjukkan tumpukan
sampah di tepi pantai, dan memberi tahu bahwa tumpukan itu merusak lingkungan.
Ahmad
mengusulkan kepada adiknya untuk memungut sampah dan membuangnya ke tempat
sampah. Namun pendapat Ahmad, dipatahkan oleh adiknya.
“Aku tidak
ingin memungut sampah, nanti dikirain pemulung” kata Lula
“Bagaimana
denganmu Sinta, pasti sependapat dengan kakak?”
“Tidak, aku
lebih sependapat dengan kakak Lula”.
Obrolan
mereka terhenti, saat menemui ayahnya di atas perahu. mereka menaiki perahu dan
menangkap ikan. Sorenya mereka pulang dengan membawa ikan banyak, ikan itu
langsung dimasak. Ibunya menyuguhkan nasi panas, ikan goreng dan sayur mayur.
Keesokan
harinya, Ahmad membawa keranjang sampah ke tepi pantai, ia memungut sampah satu
per satu. Banyak masyarakat memperhatikan tingkah lakunya yang aneh. Bahkan ada
masyarakat yang menganggapnya sebagai pemulung. Namun, hal itu tidak mengurangi
niat Ahmad untuk membersikan pantai.
Ahmad
membersihkan pantai tiap hari dan menjadi rutinitas, tapi tiap hari sampah
dibersihkan pasti besok sampah ada lagi. Hal itu membuat Ahmad jera ditambah
lagi ocehan dari temannya yang mematahkan semangatnya
“Percuma
saja kamu membersihkan sampah, masyarakat disini akan terus membuat sampah”.
“Biar saja..
kapan lagi kita mau berbuat daripada membiarkannya”
“Kamu peduli
lingkungan karena ingin mendapatkan pujian dari banyak orang kan?”
“Tidak, aku
hanya ingin agar kampung kita bersih dan asri. Dan atas kesadaran sendiri”.
Ketika Ahmad
dan temannya selesai bercakap, tak sengaja temannya mendengar pembicaraan antar
sesama turis lokal
“Pantai ini
lebih bersih, daripada sebelumnya”
“Mungkin
masyarakatnya telah peduli dengan lingkungan”
Karena
mendengar pembicaraan para turis. Temannya langsung berbelok arah menuju Ahmad
dan meliriknya, dia sadar apa yang dilakukan Ahmad itu benar. Dia meminta maaf
kepada Ahmad karena telah mematahkan semangat dan menuduh Ahmad yang tidak-tidak.
Temannya,
sadar akan pentingnya mencintai lingkungan. Sekarang ia bersama Ahmad tiap sore
membersihkan sampah, Ahmad bahagia karena kebaikannya bisa diterima baik dan
memberi manfaat bagi orang banyak.
Lama-kelamaan
pantai menjadi bersih, masyarakat pun merasakan dampaknya, kini baik Turis
lokal maupun mancanegara makin banyak berwisata ke daerah ini. Masyarakat
sekarang sadar apa sebabnya laki-laki bertubuh kecil itu tiap hari memungut
sampah.
Masyarakat
daerah ini sepakat untuk tidak membuang sampah ke tepi pantai dan bagi siapa
yang melanggar akan diberi sanksi. Karena takjub melihat usaha yang dilakukan
oleh Ahmad, akhirnya salah satu warga mengusulkan kepada Pak desa untuk memberi
penghargaan atas usaha yang dilakukan oleh Ahmad. Karenanya kampung ini bersih
dan banyak dikunjungi oleh para wisatawan, saran warga tersebut diterima baik
oleh Pak desa.
Pak Desa
memberi penghargaan kepada Ahmad, berupa piala di lapangan sekolahnya saat memperingati
hari pendidikan. Ahmad sangat terkejut dan tak menyangka. Ia tidak mengharapkan
imbalan atas usahanya selama ini ia berharap supaya lingkungannya bersih dan
terhindar dari bencana, ia ikhlas melakukan kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar